Rumah Cempaka Putih
Rumah Cempaka Putih
Location: Jakarta
Area: 1200 sqm
Architect in charge: Kanigara Ubaszti Putra, Clara Ham, Fildza Miranda
Deskripsi Proyek:
Terletak di sepanjang jalan utama di Cempaka Putih, Jakarta, Himawari House dirancang untuk sebuah keluarga beranggotakan lima dan satu nenek. Berseberangan dengan gedung pertemuan Pertamina, rumah ini berdiri di atas lahan urban seluas 590 meter persegi, dengan total luas bangunan 920 meter persegi dalam dua lantai. Paparan terhadap kebisingan dan lalu lintas mendorong strategi ruang yang mengarah ke dalam, dengan prioritas pada ketenangan, privasi, dan koneksi dengan alam.
Rumah ini terdiri dari tiga massa bangunan yang dipisahkan oleh taman. Ruang-ruang di antaranya memiliki banyak peran: koridor pendingin pasif, jangkar visual, dan penyangga transisi antar fungsi. Alih-alih menetapkan satu halaman tengah yang tetap, desain menyebarkan ruang hijau ke seluruh denah untuk memastikan bahwa alam dapat terlihat dan dirasakan dari hampir setiap ruang. Ini juga memungkinkan ventilasi silang dan pergerakan berlapis di seluruh rumah.
Terinspirasi oleh suasana spasial kehidupan Bali, proyek ini tidak mengandalkan motif visual. Sebaliknya, arsitekturnya berusaha menangkap rasa keterbukaan dan kesinambungan antara dalam dan luar. Setiap ruang adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar, diselingi ambang, bingkai pandang, dan jeda. Transisi-transisi ini membentuk irama naratif rumah, di mana pergerakan menjadi ritual yang halus.
Pilihan material memainkan peran penting dalam mendukung suasana ini. Palet eksterior dan interior mencakup batu kapur, kayu, dan andesit, yang dipilih karena kehangatan taktilnya dan kemampuannya menua dengan indah. Kolam renang dimasukkan atas permintaan klien sebagai elemen terapeutik, diposisikan untuk memenuhi peran fungsional dan spasial. Ia menjadi jangkar pandang, penyaring cahaya, dan kehadiran yang lembut dalam rutinitas sehari-hari.
Himawari House mencerminkan ketertarikan berkelanjutan Mómen Studio dalam merancang rumah sebagai rangkaian pengalaman, tempat yang dibentuk bukan hanya oleh fungsi tetapi oleh rasa, ingatan, dan waktu.
Membingkai Aktivitas
Pada Rumah Puri, tiap anggota keluarga memiliki ruang kesibukan masing-masing. Baik itu hobi atau profesional, seperti ruang kerja dan area berkebun. Ruangan-ruangan ini mengelilingi courtyard terbuka di bagian tengah. Posisi ini menjaga komunikasi tiap aggota keluarga tetap terhubung di masing-masing kesibukannya. Prinsip keterhubungan ini juga didukung melalui pencahayaan alami. Dengan memanfaatkan sumur cahaya menerus di sebelah tangga, sudut rumah yang jauh dari courtyard mendapat pencahayaan alami agar tetap terang dan terhubung secara vertikal.
Materialitas
Aspek ketiga untuk mendefinisikan karakter ruang diambil dari preferensi klien. Mr. I dan Mrs. V yang merupakan penggemar marmer. Keduanya melakukan kurasi langsung untuk jenis marmer di rumah ini. Lalu, fungsi dan peletakannya diatur sedemikian rupa pada lantai, dinding, meja island, hingga meja rias. Salah satu marmer aksen pilihan Mrs. V adalah labradorit madagaskar yang memiliki urat berkilau, yang dipadu dengan garis cahaya untuk menonjolkan karakternya.
Dalam perancangan privasi, fasad rumah menggunakan kisi-kisi berbahan komposit plastik-kayu (WPC) yang dapat dilipat. Kombinasi ekspresi kayu dengan sifat plastik yang ringan dipilih untuk mekanisme bukaan. Kisi-kisi ini berguna untuk mengatur tingkat privasi dan pencahayaan yang diterima di ruang keluarga lantai 2, dan master bedroom di lantai 3.